MENU

Tentang Metode Infitah

Belajar Membaca Al-Qur'an Metode Infitah  

Metode Infitah disusun diilhami karena dua hal;
Pertama karena dorongan dan kepercayaan Yayasan Bintang Cendekia terhadap pengembangan kurikulum dan sumber daya manusia khususnya guru Bintang Cendekia, Kedua karena begitu banyaknya metode pengajaran al-Qur’an yang sudah terlebih dahulu diterima oleh masyarakat, khususnya yang telah berhasil mengantarkan murid terampil membaca al-Qur’an dengan tartil.

Metode Infitah hadir dengan menawarkan tahapan materi pembelajaran yang lebih sederhana, teknik yang lebih strategis, berpusat pada guru, murid, dan materi dengan penambahan materi Tadabbur sebagai bagian penting bagaimana seseorang harus berinteraksi dengan al-Qur’an.

Visi

Menjadi unit lembaga pendidikan Al-Qur’an yang berkontribusi dalam menyusun metode pembelajaran yang mudah, bermutu, dan strategis dalam menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.

Misi

  1. Menyusun metode pembelajaran al-Qur’an yang mudah, bermutu, dan strategis,
  2. Menyusun strategi cara berinteraksi dengan al-Qur’an sebagai pedoman hidup,
  3. Menyusun managemen pembelajaran al-Qur’an yang komprehensif dan berbasis mutu. 
     

Motto
Buka, Kuat, Melembutkan hati. 

Buka, diambil dari kata fataha, Infitah, maskudnya membuka mulut untuk menghasilkan proses membaca huruf hijaiyyah dengan baik.

Kuat, maksudnya Pelajaran dimulai dengan stressing membaca huruf secara kuat sesuai kaidah makhrojul huruf dan shifatul huruf.

Melembutkan hati, maksudnya dengan penambahan materi tadabbur, menjadikan metode ini sebagai pengkondisian agar idealnya bagaimana berinteraksi dengan al-Qur’an bukan hanya tartil dan hafal al-Qur’an, tetapi juga belajar memahami, mendatabburi dan mengambil Pelajaran dari al-Qur’an sebagai pedoman hidup sebagai muslim.
 

Mengapa Bernama Infitah
Nama Infitah diambil dengan tiga landasan.
Landasan filosofis, Infitah Merupakan salah satu nama Sifat-sifat huruf hijaiyyah yang berarti terlepasnya lidah dari rongga atas, serta terbukanya kedua bibir, Infitah seakar dengan kalimat Fathah (فتحة ) harakat fathah secara harfiah berarti membuka, layaknya membuka mulut saat mengucapkan fonem /a/.

Landasan strategis, Harokat Fathah merupakan harokat pertama yang dipraktekkan, jika benar praktek sesuai kaedahnya, maka Pelajaran berikutnya akan mengikuti benar. Sifat Infitah merupakan sifat kunci di dalam sifat sifat huruf. Jika praktek infitah sudah benar, maka yang lainnya menjadi mudah.

Landasan praktis, di dalam praktek belajar, sifat Infitah menjadi titik tekan utama. 


Metode Infitah disusun dengan tangga materi;

  1. materi dasar, belajar membaca sampai tartil dan hafal juz 30,
  2. materi lanjutan, mutqin bacaan, menghafal juz 29, 30 dan juz 1.


Sejak belajar materi dasar, materi tadabbur sudah diberikan. Berikut ini gambaran inti dalam metode Infitah;

1. Management Pengelompokan;
Satu level dibagi kelompok dengan rasio [1 : 12-15 murid], Setiap kelompok merupakan kelompok klasikal baca Simak murni, Jika ada murid tidak tuntas materi karena suatu hal, diberikan pilihan; remedial program atau diturunkan ke kelompok di bawahnya, Kelompok klasikal individual hanya untuk special need.

2. Inti metode;
Talaqqi, (Guru membaca, murid menyimak dan menirukan),
Sima’i, (Murid membaca, guru menyimak dan mengoreksi [klasikal],
Evaluasi, (Murid dievaluasi secara individual, murid menggunakan buku), 

Dengan Bismillah, metode Infitah ini mulai kami susun, sebagai suatu metode sekaligus sistem pengelolaan pembelajaran al-Qur’an, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, sebaiknya kami bisa sampaikan melalui forum sosialisasi program dengan durasi 120 menit. 
 

9 Pilar Mutu Infitah

Metode Infitah dibangun diatas 9 pilar mutu;

1. Good Wishes
2. Pelantikan Guru
3. Waktu Ideal
4. Rasio Proporsional
5. Koordinator Tim
6. Murid Mukhlish
7. Talaqqi - Istima'i
8. Target Terukur
9. Ketuntasan Materi

Detil penjelasan dari 9 pilar mutu ada pada forum sosialisasi dan atau forum pelatihan/pelantikan guru. Metode infitah juga dibingkai dengan program penawalan mutu, baik yang berbasis pada guru maupun yang berbasis pada system. Yang berbasis pada guru adalah;

  1. Tashih, 
  2. Tahsin, 
  3. Tahsin A’la, 
  4. Pelantikan, 
  5. Magang.


Sementara yang berbasis pada sistem adalah;

  1. Coaching, 
  2. Supervisi, 
  3. Munaqosah, dan 
  4. Khotmul Qur'an

Ada lima minimal standar guru;

  1. Lusus tashih, 
  2. Hafal juz 28-30, 
  3. Memahami metodologi, 
  4. Pembelajar,  dan 
  5. Teladan. 
     

Tim Penyusun Metode Infitah
Sekolah dan Leadership Bintang Cendekia

Nurrohman, S.Th.I, M.Pd
Surya Darma Putra, S.E.Sy
Abdul Hamid Nasution, M.Pd

KOMENTAR