Memori macam apa yang akan kita berikan pada anak-anak
Dr dr Susiana Tabrani, M.Pd Allah mengaruniakan kita pintu masuk informasi. Yaitu pendengaran, penglihatan dan hati. Dalam kedokteran, kami menyebutnya sensory organs. Pintu masuk informasi inilah hal yang paling krusial yang harus diperhatikan orangtua. Karena apapun yang masuk ke dalamnya akan terekam ke dalam memori. Jika hal itu berulang-ulang maka akan menjadi memori jangka panjang. Makanya iklan ada yang mengulang-ngulang kata. Jika sudah sangat terbiasa mendengar maka akan jadi hal biasa. Baik itu salah atau benar. Dia akan jadi kebiasaan yang otomatis. Pemaparan berulang dalam waktu yang lama akan menghasilkan memori jangka panjang yang mampu bertahan seumur hidup (memori tersier). Pintu masuk informasi ini bagi hal2 penting dan berulang ulang didengar maka ia akan teringat terus seumur hidup. Misalnya pengulangan2 disuruh shalat. Dilarang bicara kasar. Pengulangan hafalan al qur'an dll. Dari sini bisa kita pahami kenapa di dalam al Qur'an ada pengulangan-pengulangan cerita atau larangan. Karena tabiat otak memang memerlukan pengulangan pengulangan. Internalisasi karakter. Hal ini juga berlaku pada hal2-hal yang buruk. Jika pintu masuk informasi dijejali hal2 buruk spt hardikan, hinaan, lagu2 dengan kata2 kotor dan merangsang, video porno, gaya hidup bebas dari film2 korea, kemusyrikan film2 mahabrata dll maka itulah yang akan terendap dalam memori. Jadi sekali lagi, ortu dan guru harus sangat memilah informasi apa saja yang masuk ke dalam pintu masuk informasi. Berikut keterangan ilmiah bagaimana proses informasi terekam ke dalam memori. Proses berpikir akan menghasilkan suatu pengetahuan yang disimpan dalam memori. Memori Secara umum memori dibagi menjadi dua, yaitu memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Proses neurologis yang menyebabkan retensi atau penyimpanan pengetahuan disebut memory trace. Memory trace dapat terjadi akibat adanya pengulangan (repetisi) paparan terhadap rangsang potensial. Memori jangka pendek dapat berubah menjadi memori jangka panjang. Perubahan ini disebut konsolidasi. Konsolidasi ini terjadi bila ada repetesi rangsang potensial yang lebih intens, sehingga pada akhirnya akan menghasilkan memori tersier yang dapat bertahan seumur hidup. Memori tersier mengendap di alam bawah sadar yang memiliki kapasitas memori sangat besar. Pada pembentukan memori jangka panjang terjadi pembentukan sinaps-sinaps baru (sambungan saraf satu ke saraf lainnya) yang bersifat lebih permanen. Sel saraf akan saling berhubungan lebih banyak, sehingga juga dapat menyebabkan peningkatan volume otak. Dendrit sel saraf lebih mampu untuk menerima rangsangan yang lebih kuat. Kaitan dengan Proses Belajar Belajar adalah proses mengakuisisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai konsekuensi adanya pengalaman belajar, instruksi, atau keduanya. Proses berpikir—sebagai proses dasar dalam tiap pembelajaran—akan terjadi bila manusia menanggapi rangsang sekecil apapun sebagai sesuatu yang melewati ambang rangsang. Oleh sebab itu proses berpikir sangat membutuhkan perhatian manusia pada tiap situasi pembelajaran. Proses belajar sejatinya adalah proses repetisi pemaparan rangsang potensial pada sel saraf. Pemaparan berulang dalam waktu yang lama akan menghasilkan memori jangka panjang yang mampu bertahan seumur hidup (memori tersier). Proses recall (pemanggilan kembali) memori tersier sangat cepat, bahkan dapat menjadi otomatisasi. Itu sebabnya manusia sudah tidak menyadari lagi tahap demi tahap aktivitas sehari-hari yang telah dipelajari sejak masih kecil, misalnya tahap-tahap menulis huruf “A” atau tahap-tahap mengenakan pakaian. Referensi Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed. Phyladelphia: Elsevier Sunders. 2006. Sumber gambar: Silbernagl S, Despopoulos A. Color atlas of physiology. 6th ed. Stuttgart: Thieme. 2009.
